11 September 2012

Sehat Medis dan Psikologis dengan Jilbab*)

Masyarakat Muslim di berbagai negara memperingati Hari Solidaritas Jilbab Internasional setiap pekan pertama bulan September. Hari peringatan itu dipelopori oleh Assembly for the Protection of Hijab sejak tahun 2004. Indonesia sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak pun turut memperingati momen tersebut. Jilbab yang dikenal dengan beberapa istilah, seperti chador (Iran), pardeh (India dan Pakistan), milayat (Libya), abaya (Irak), charshaf (Turki), hijab (Mesir, Sudan, dan Yaman), ternyata memiliki berbagai manfaat bagi penggunanya.

Penelitian yang ditemukan dewasa ini menyatakan bahwa menutup kepala dengan jilbab dapat memperkecil risiko pemakainya terkena kanker tenggorokan dan hidung. Alasannya, jilbab mampu menyaring sejumlah virus yang suka mampir ke saluran pernapasan bagian atas.

"Jilbab melindungi wanita dari infeksi saluran pernapasan bagian atas, " tulis Saudi Gazette. Hal ini senada dengan pernyataan Malaker, kepala bidang onkologi radiasi Rumah Sakit King Abdul Azis."Di Arab Saudi, jumlah wanita penderita kanker nasofaring sangat rendah dibandingkan laki-laki,". Kanker nasofaring merupakan kanker yang paling banyak diderita masyakarakat untuk jenis kanker Telinga Hidung Tenggorokan (THT) Kepala Leher (KL). Tingginya angka penderita kanker nasofaring terutama akibat keberadaan virus epstein barr yang hampir ada pada 90 persen masyarakat di negara berkembang. Jika virus tersebut ’terbangun’, maka dapat terjadi mutasi sel yang berujung pada kanker nasofaring.

Hasil riset V.G. Rocine, seorang ahli otak, pun telah menemukan bahwa fosfor otak meleleh dalam suhu 108 derajat -suhu tersebut sangat mudah dicapai pada saat seseorang berada di bawah terik matahari tanpa penutup kepala. Ketika hal ini terjadi, otak akan mengalami kerusakan seperti kehilangan memori yang dikarenakan hilangnya beberapa fungsi dari otak. Hal ini didukung oleh pendapat Bernard Jensen, seorang Naturopath dan ahli pengobatan melalui tulang punggung, yang menyatakan bahwa otak itu bergerak dalam mineral fosfor yang sangat rentan dengan panas.

Selain bermanfaat secara medis, menutupi kepala dengan jilbab pun dapat menguntungkan wanita secara psikologis. Penelitian terhadap wanita dalam wawancara pekerjaan menunjukkan bahwa terdapat keterkaitan erat antara yang mereka pakai dengan persepsi mereka terhadap keberhasilan sebuah wawancara kerja. Memakai jilbab senantiasa mengingatkan wanita akan tanggung jawabnya terhadap agama dan cara mereka bertingkah laku,

Berdasarkan data-data di atas, dapat disimpulkann bahwa jilbab memiliki banyak manfaat secara medis hingga psikologis bagi penggunanya. Oleh sebab itu, meningkatnya jumlah pengguna jilbab di tanah air selayaknya dapat ditanggapi positif dan apresiatif oleh berbagai kalangan. Kehadirannya kemudian mesti dimotivasi agar penggunanya tak hanya mendapat manfaat berjilbab dari segi fisik tapi juga segi mental dan spiritual.



*) Dimuat di Kampus Pikiran Rakyat tanggal 6 September 2012

1 komentar:

Unknown mengatakan...

ekselen,,, fantastis dan bombastis...

Mengenai Saya

Foto saya
Perkenalkan! Saya Nurul Maria Sisilia. Seorang pengajar, penulis, dan pekerja sosial. Saya senang menulis hal menarik yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mari berbincang!

Terjemahkan (Translate)

Rekan

Diberdayakan oleh Blogger.