
Bismillah...
"Ehemm... adeuuuuh, sepertinya ada yang sedang mencari-cari nih??" Sindir temanku di sebuah kolom komentar di Facebook. Seketika aku mengernyitkan dahi tanda tak megerti. Mencari? tanyaku dalam hati. Setelah menelaah isi catatan yang kubuat aku baru mengerti, yang temanku maksud dengan "mencari" di sini artinya merujuk pada "seseorang", Saudara-saudara! Maksudnya menghujam ke sosok lain jenis (laki-laki). Intinya, aku dikira tengah jatuh cinta! Waduuuh...
Sebenarnya yang aku tulis bukan bermakna seperti itu. Mungkin iya, mungkin juga tidak. Tapi cenderung pada "TIDAK" tentunya. hehe
Setiap orang mempunyai hak untuk mempersepsi sesuatu dengan cara yang berbeda. Temanku yang membaca tulisanku beranggapan bahwa isi dari tulisanku adalah tentang cinta pada manusia. Pun aku. aku menerjemahkan sesuatu menjadi seseorang. Mengambil sudut pandang yang berbeda tentang sebuah kondisi atau keadaan.
Hal ini menjadi wajar dalam dunia kepenulisan, terlebih sastra. Dalam sastra kita mengenal majas dan gaya bahsa. Hal tersebut menghalalkan sesuatu diperlakukan seperti manusia. Tak lain, maksud penggunaannya adalah untuk memperindah nuansa bahasanya, memperhalus makna sebenarnya dan lain sebagainya.
Maka, ketika tulisanku berbau cinta (mungkin karena banyak kata "cinta" nya aja deh...) tidak selalu bermakna cinta pada kondisi atau keadaan sebenarnya.
CINTAKU JAUH DI PULAU
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak 'kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
"Tujukan perahu ke pangkuanku saja,"
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama 'kan merapuh!
Mengapa Ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau 'ku mati, dia mati iseng sendiri.
1946
Puisi di atas sekilas berbicara mengenai cinta. Tentang seseorang yang hendak menemui kekasihnya di seberang pulau. Hal ini benar secara denotatif atau makna sebenarnya. Namun tentu saja seorang penyair mempunyai maksud lain dalam penulisannya.
jika dilihat dari segi struktural, semiotik (tanda) dan stilistika (gaya bahasa), puisi ini mengandung makna ketidakmampuan si "Aku lirik" untuk mencapai harapannya. Harapan atau cita-cita yang dimiliki "Aku lirik" diibaratkan sebagai "Cintaku" dan "Gadis manis".
Terkait dengan tulisanku itu, memang sebenarnya tidak ada yang salah dengan isi tulisan tersebut. Hanya saja yang menjadikannya berbeda adalah persepsi setiap orang terhadapnya. Memang sulit jika memaksa seseorang mempunyai persepsi yang sama dengan apa yang sastra ungkapkan jika kita tidak mengenal sisi eksternal mengapa karya tersebut diciptakan.
Sebelum jauh ke hal tersebut, maka ada semacam kebebasan untuk menafsirkannya berbeda.
(Tapi jangan jadikan sebagai gosip juga ya... Dibewarakan Nurul sedang jatuh cinta hanya karena baca puisinya. waduuuuh...)
Oke. Ini hanya sebagai pernyataan yang meluruskan saja. Sebuah kebenaran yang bukan sekedar pembenaran.
oia, ini puisiku yang bernada serupa
Ada yang memaksaku menulis cinta
Ini untukmu…
Sejatinya bukan untukku
Sekalipun aku mencoba membaca tiap kata yang tersirat di muka
Berjuta kali aku luluh lantak dilebur candradimuka
Hancur tak bersisa
Lalu apa yang hendak dikata
Jika bukan cinta ini yang kan kueja
Padamu, juga padanya
Ah, kau mana tahu
Atau mungkin tak pernah mau tahu
Deritaku, bukan deritamu
Tapi cintamu harus jadi cintaku
Ada yang memaksaku menulis cinta
Di selembar kertas tanpa kata, tanpa jiwa
Mengiyakan kata-kata yang tak pernah kupertanyakan
Menerima bualan-bualan sajak atas nama perasaan
Sekalipun tak pernah kurasakan
Aku tak mau menerimamu!
Betapapun kau pinta dariku
*Puisi ini ditulis karena aku "dipaksa" menulis sebuah puisi cinta untuk orang istimewa alias PACAR. Karena tidak bisa dan tidak biasa. Maka lahirlah puisi ini... (Ini kebenaran, bukan pembenaran. Inga..Inga..Ting!)
1 komentar:
aku pernah mengenalmu:
aku adalah kepompong yang ingin menjadi seekor burung biru lucu
cinta? aku rasa, rasa itu pernah ada
Posting Komentar