aku sedang khusyuk
menangkap kata-kata
yang berkelebatan di
udara
berharap ia bisa
kujadikan sajak
yang mampu berumah
di sudut terjauh keentahanmu
mungkin jadi
seumpama mimpi
yang telah mampu
menetap di ujung tidurmu
atau serupa mantra
yang kau rapal
di kala hujan
Aku masih hibuk
mencari padanan namaku-namamu
di kamus keheningan
yang serupa, semakna
mungkin bisa
kujadikan diksi baru
bagi puisiku yang
melulu begitu: selalu kamu
biar segar dan tak
hambar.
setelah selesai, tak
akan kupaksa engkau
menghapal bait yang kurangkai
atau mengerti apa
yang kuujar
sediakan saja tempat
yang khidmat dan bersahabat
di ruang terdalam
ingatanmu
biar sajakku bisa kau kenang
dan kau kenal
atau kau sekadar
kau rindukan
(Juni, 2013)
0 komentar:
Posting Komentar