gambar dari sini |
pelan-pelan waktu memadatkan lingkaran yang kami gelar
di depan selasar Salman
seakan-akan ikut sibuk mengaduk TTS
yang baru dicuri dari guru kami: Adew Habtsa
(sesungguhnya kami bertanya-tanya
adakah lagi hal yang kami cari selain berpetak-petak
kekosongan ini)
senja kian padam namun masih kami paksakan
katakata berjejalan jadi sajak
lalu peluh berjatuhan jadi keluh, jadi angkuh
:TTS ini tak juga penuh
oh,
agaknya kami mesti menerima ruang-ruang kosong
yang nyatanya tak pernah mampu kami isi seorang diri
tanpa kerendahan hati
tanpa pikiran dan jiwa yang terbuka
azan magrib kemudian menggedor kealpaan kami
TTS ini akan segera dikembalikan, selagi bisa
tak lupa kami sertakan bergantang maaf dan rupa-rupa
kesadaran
bahwa ruang mendatar-menurun itu
selalu rumpang
bahwa kami selalu lupa jadi murid
yang sederhana
(Agustus, 2013)
0 komentar:
Posting Komentar