02 Agustus 2013

Tentang Mudik

Mudik adalah Penyucian Jiwa
Tradisi mudik sejatinya telah dikenal jauh sebelum abad pertengahan. Pada mulanya, mudik merupakan tradisi primordial masyarakat petani Jawa. Mereka pulang ke kampung halaman untuk melakukan penyucian berupa membersihkan kuburan dan memanjatkan doa kepada para dewa. 


Muhammad Sobary (1996) memaknai mudik sebagai sebuah peristiwa kebudayaan. Terdapat simbol-simbol penuh makna di dalamnya. Ada simbol-simbol kekalahan dan sikap takluk menghadapi kerasnya pertarungan di rantau orang. Ada juga sebaliknya, tanda-tanda sukses ekonomi yang menuntut pengakuan dan minta pengukuhan sosial di tanah leluhur.

Berdasarkan sisi kebudayaan di atas, agaknya mudik dapat diartikan sebagai sebuah jalan penyucian jiwa. Saat mudik, terjadi penyambungan akar-akar kekerabatan yang lama putus. Pertautan itu kemudian menciptakan rasa damai, ketenangan, dan harmoni. Di samping itu, mudik mengajak masyarakat kembali ke ibu (tanah kelahiran, nenek moyang). Artinya, mudik mengajak manusia untuk kembali ke asal, kembali ke hakikat, dan tidak melupakan jati dirinya. Hal-hal tersebut tentu turut berperan dalam menciptakan jiwa-jiwa yang kembali suci.


gambar dari sini

... (bersambung)*


0 komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Perkenalkan! Saya Nurul Maria Sisilia. Seorang pengajar, penulis, dan pekerja sosial. Saya senang menulis hal menarik yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mari berbincang!

Terjemahkan (Translate)

Rekan

Diberdayakan oleh Blogger.