pada akhirnya kau yang lebih tahu
bagaimana harus meninggalkanku
tak usah terlalu percaya padamu
pada kenyataannya kau yang paling tahu
bagaimana cara mengkhianatiku
kuharap esok hari pagi mengetuk pintu
dan kau membawa hatiku yang tinggal sepertiga
setidaknya dari kepergianmu yang tiba-tiba
aku tahu bagaimana cara merindukanmu
*kucingku sayang, kucingku malang... kucingku hilang, kupusing bukan kepalang -_-a. Jemeng, pulanglah... hiks, hiks..
5 komentar:
kirain saya untuk ikhwan teh...
seandainya itu benar, goresan suara hati itu cukup untuk membuat pemuja rahasia teteh kucewa, he....
pis lah.....
puisinya bagus....:-)
hehe...
boleh lah orang-orang menganggap seperti itu. kalau sudah berupa karya, penyair sudah tidak punya hak untuk memberi interpretasi. meskipun sebenarnya penyair pun memiliki konteks tersendiri saat membuat karya. (kata pak dosen. hhe,)
hatur nuhun,,,
wah, good answer...
kayanya suatu saat nanti saya harus curi-curi (ikut) kuliah di bahasa indonesia nih, spy mendapatkan banyak teori-teori tentang sastra...
biarpun jadi kaya ranco di 3idiot gak papa deh
he....
puisinya dahsyat
@bung itachi
sip, sip,
arigatou
Posting Komentar