aku merasakan
kesedihan ini
seperti mahoni yang
tumbang
di kesenyapan hutan.
sedang tanah
tak lagi basah oleh
hujan
di dahannya yang
rapuh itu
kunangkunang mabuk
menghisap anggur
dan kenangan,
berguguran
bagai dedaun ditiup
malam
sunyi tidak akan
berbuah di lahan ini
karena air mata
telah membusukan
setiap bunga yang
mulai merekah
lalu rindu pun usai
dan cinta
hanyalah. kelebatan bayangbayang
bulan di ujung gang
ah, bagaimana aku
akan merelakanmu
dirampas waktu.
sedang matamu
adalah satusatunya
kanvasku
tempat aku menulis
dan melukis kematianku
*) puisi karya: Lian Kagura, 2009
2 komentar:
Laa tahzan, Nurul...
ini orang bawaanya melow mulu :-D
Posting Komentar