27 Agustus 2012

Kuasai Bahasa Asing, Perkuat Daya Ingat*





Mempelajari lebih dari satu bahasa, terutama bahasa asing, lalu menguasainya memang tidak merugikan. Hal tersebut justru memberi banyak  manfaat bagi pembelajarnya. Seseorang yang menguasai bahasa asing mampu memeroleh banyak ilmu dari literatur berbahasa asing dan dapat berkomunikasi dalam forum asing. Sejumlah penelitian pun mengungkapkan bahwa menggunakan lebih dari satu bahasa dalam aktivitas sehari-hari dapat meningkatkan fungsi otak. Peningkatan itu memengaruhi kemampuan mental, seperti fokus dalam penyerapan informasi.

Dijelaskan oleh ketua penelitian Judith Kroll dari Pusat Pengembangan Kognitif  Otak di Pennsylvania, AS, bahwa fungsi kognitif akan dirangsang dan bekerja lebih cepat ketika seseorang menggunakan lebih dari satu bahasa. Kecepatan itu membuat otak bekerja lebih detail dan lebih cepat dalam  implementasinya. Selain itu, dampak positif lainnya adalah dapat melatih pikiran seseorang dalam berkomunikasi.

"Orang-orang yang mempraktekan banyak bahasa mungkin mengembangkan proses kognitif berbeda yang membantu mereka lebih tahan terhadap penuaan otak dan penurunan kognisi ketika mulai tua" jabar Magai Perquin, Peneliti dari Lembaga Riset Kesehatan di Luxembourg yang dikutip dari Healthday.

Perquin dan timnya telah melakukan penelitian pada ratusan sukarelawan pria dan wanita yang rata-rata berusia 73 tahun. Para sukarelawan ini juga menguasai sejumlah bahasa asing. Oleh peneliti, mereka diminta berbicara guna mengetahui sejauh mana daya ingat sukarelawan.

Hasilnya, sukarelawan yang menguasai lebih dari satu bahasa asing memiliki kemampuan berbicara dan daya ingat yang sangat baik. Sebaliknya, 44 dari 230 sukarelawan yang hanya menguasai satu bahasa asing mengalami gangguan daya ingat.

Peneliti menjelaskan sukarelawan yang menguasai tiga atau empat bahasa terlindung dari resiko penurunan daya ingat. Kondisi itu, menurut peneliti sangat mungkin disebabkan kebiasaan untuk selalu mengasah daya ingat melalui pemindahan arti kosa kata dari bahasa satu ke bahasa lainnya.

Mengenai hasil penelitiannya, Perquin berkomentar bahwa penguasaan beberapa bahasa asing ternyata dapat melindungi otak dari gangguan kognitif. Kendati demikian, ia belum bisa memastikan apakah kemampuan berbahasa asing dapat menunda atau menurunkan resiko terjadinya alzeimer.

Pengguna bahasa jamak, multibahasawan, yang baik adalah mereka yang dapat menentukan konteks dan koteks yang tepat dalam menuturkan bahasa. Hal tersebut dipengaruhi oleh konsep “siapa berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dan dengan tujuan apa” . Oleh sebab itu, menguasai lebih dari satu bahasa pun dapat mempertajam kemampuan sosiolinguistik seseorang.

Dari beragam manfaat menguasai beragam bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa menguasai beragam bahasa dapat menjadi pilihan cerdas untuk dipelajari. Hal ini tak lantas menafikan keberadaan bahasa ibu dan bahasa nasional sebagai pilar dasar berbahasa. Ketiganya -bahasa ibu, bahasa nasional, dan bahasa asing- mampu berdampingan dan menjadi sejajar perannya dalam konteks zaman gobalisasi. 



 *) dimuat di Kampus Pikiran Rakyat, 9 Agustus 2012

0 komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Perkenalkan! Saya Nurul Maria Sisilia. Seorang pengajar, penulis, dan pekerja sosial. Saya senang menulis hal menarik yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mari berbincang!

Terjemahkan (Translate)

Rekan

Diberdayakan oleh Blogger.