20 September 2015

Ruang Kelas Baru SMP Terbuka Cicalengka


Kondisi awal bangunan sekolah (dok: "Lentera Indonesia" NET TV)

Dari jarak sekira 200 meter, gubuk dari bambu itu sudah tak terlihat lagi. Bangunan panggung yang dahulu digunakan sebagai ruang kelas bagi siswa kelas 7, 8, dan 9 SMP Terbuka Cicalengka itu kini berganti menjadi bangunan permanen yang lebih layak dari beton bercat hijau cerah. Tepat di depan bangunan baru itu kini terdapat area pekarangan. Fasilitas pendukung seperti kamar mandi pun kini telah diperbaiki. Siswa tidak lagi khawatir akan tertimpa dinding bilik yang roboh atau berlubang saat berada di kamar mandi.
Siswa antusias melihat-lihat kelas barunya (dok: Agus Akmaludin)
SMP Terbuka Cicalengka merupakan sekolah rintisan LSM Frekuensi bersama masyarakat Kampung Rancabelut yang dibangun berdasarkan asas kerakyatan yakni dibangun dari, oleh, dan untuk rakyat. Oleh sebab itulah sekolah ini juga dikenal dengan nama “Sekolah Rakyat”. Berdiri tahun 2008, sekolah ini telah berhasil meluluskan empat angkatan ke jenjang setingkat sekolah menengah atas. Saat ini, SMP Terbuka Cicalengka mendidik 25 siswa kelas 7, 15 orang siswa kelas 8, dan 10 orang siswa kelas 9.

Warga yang bergotong royong saat membangun kelas (dok: Agus Akmaludin)
Ruangan kelas yang terbuat dari bilik dan bambu membuat kegiatan belajar dan mengajar di sekolah ini kurang kondusif. Kondisi kelas yang mulai rapuh membuat para guru seperti saya harus mengingatkan siswa saat mereka berjalan terlalu cepat, berlari, dan bahkan melompat-lompat di dalam kelas. Saya akan berseru, "Kade runtuh! (awas runtuh!)". Saat musim hujan, atap di sekolah ini bocor. Siswa harus membenahi posisi duduk dengan melipir ke sudut kelas yang teduh agar tidak terkena air hujan. Beberapa lubang besar di dinding bilik pun mengganggu kenyamanan belajar. Lubang-lubang itu sering digunakan siswa untuk mengintip keluar saat pelajaran masih berlangsung. 

Kondisi tersebut mendorong pihak sekolah untuk merencanakan pembangunan kelas baru melalui gerakan urunan. Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang menyempatkan diri mengunjungi sekolah tersebut pada Rabu (29/7) memulai urunan itu dengan menyisihkan dana pribadinya untuk pembangunan sekolah. Gayung bersambut. Setelah gerakan urunan tersebut dimulai oleh tokoh nomor dua se-Jawa Barat berbagai pihak turut tergerak untuk berkontribusi dalam urunan. Maka, berselang satu bulan terkumpul dana sebesar 10 juta rupiah. Jumlah yang cukup untuk membangun kelas baru. Dengan semangat kerakyatan, warga Kampung Rancabelut pun sigap menyediakan tenaga untuk membangun ruang kelas baru. Akhirnya, bangunan baru yang diselesaikan pada bulan Agustus 2015 ini pun diresmikan oleh Camat Cicalengka Achmad Rizky Nugraha pada Sabtu (29/8) dalam acara bertajuk "Syukuran Urunan SMP Terbuka Cicalengka". Ya, disebut "syukuran urunan" sebab ruang  kelas baru itu berdiri atas sumbangan dana, tenaga, dan gagasan berbagai pihak.

Wakil Gubernur Deddy Mizwar saat mengunjungi SMP Terbuka Cicalengka (29/7)
(dok: Adi Amrullah)
Menanggapi selesainya pembangunan kelas tersebut, Rizky mengungkapkan harapan agar sekolah tersebut mampu mengembangkan potensi siswa dengan baik. Senada dengan Rizky, Pembina LSM Frekuensi Cicalengka Sodikin menuturkan bahwa sekolah yang dirintis para pemuda ini diharapkan membawa kebaikan bagi masyarakat. Kemudian, selaku perwakilan dari orangtua siswa, Dede pun turut mengungkapkan rasa terima kasih atas selesainya pembangunan ruang kelas baru di sekolah tersebut. Menurutnya, jarak jauh yang mesti ditempuh dari Rancabelut ke Cicalengka turut menjadi kendala warga sekitar untuk bersekolah. Oleh sebab itu, keberadaan sekolah terbuka di kawasan Desa Rancabelut sangat membantu akses pendidikan bagi warga sekitar serta ikut andil dalam mengurangi angka putus sekolah. Terkait hal itu, kepala Departemen Advokasi dan Pendidikan Alternatif LSM Frekuensi serta Koordinator Sekolah Rakyat Agus Akmaludin pun optimis dapat melahirkan siswa-siswa berprestasi dan berakhlak mulia lewat program-program baru sekolah yang akan dirintis setelah pembangunan sekolah selesai.

Foto bersama para donatur dan tamu undangan (dok: Iman Nurjaman)
Turut pula hadir dalam acara syukuran tersebut para donatur dan rekan relawan yang berkontribusi dalam pembangunan ruang kelas baru seperti Komunitas 1000 Guru Bandung, PKPU, Rumah Zakat, Yayasan Mutiara Bunda, dan Kitabisa.com. Dalam kesempatan tersebut, Komunitas 1000 Guru Bandung memberikan bantuan berupa dana pendidikan untuk SMP Terbuka Cicalengka. Bantuan tersebut diterima langsung oleh Agus Akmaludin dan akan digunakan untuk pembangunan sarana sekolah.
Penampilan kreativitas siswa. calung. (dok: Iman Nurjaman)
Acara syukuran yang digelar sampai pukul 13.00 WIB ini turut menampilkan kreativitas siswa binaan. Penampilan grup vokal kelas 9 SMP Terbuka Cicalengka, kesenian calung, marawis, dan tari jaipong adalah beberapa keterampilan yang ditampilkan untuk menghibur hadirin sekaligus untuk memamerkan potensi seni dan budaya daerah tersebut. Para siswa yang menampilkan kesenian calung rupanya membuat sebuah lagu istimewa tentang sekolahnya. Lagu yang mereka beri judul "Hayu Sakola (Ayo sekolah)" tersebut mereka ciptakan sendiri beberapa hari sebelum acara syukuran. Di akhir acara, digelar doa bersama untuk kelancaran aktivitas pengajaran di SMP Terbuka.

5 komentar:

siti mengatakan...

selamat ya neng, semoga bangunan ini jadi brekah dan terus menjadi penyenangat untuk anak anak dalam bersekolah, oh iya neng nrul, rancabelut dimana ya? daerah cicalengka tapi sebelah mana ya?

Nurul Maria Sisilia mengatakan...

Amin, nuhun mpaat. Rancabelut teh deket rumah Esti. Sebelum Curug Cindulang. Btw, abi mampir ka blog mpat nya :))

siti mengatakan...

silahkan silahkan, dilihat lihat blogku masih baru,jdi pembacanya belum ada, mungkin satu smaapi 2 orang. statistiknya masih jelek.pasang adsense pun belum bisa. sering sering mampir ke blogku yah. hihi. deket rumah Esti? oh daerah situ... oke oke. btw, Alhamdulillah sekarang masih mengabdi untuk untuk orang lain, btw nurul kapan merried nya nih. hihi

Anonim mengatakan...

waaahhh.. siapa dulu gurunya hehe...
selamat ya, yang rajin bermainnya gt :)
anak2 mah belajarnya ya bermain ya :D

Nurul Maria Sisilia mengatakan...

Wahaha. Nuhun Pak Dedi :D

Mengenai Saya

Foto saya
Perkenalkan! Saya Nurul Maria Sisilia. Seorang pengajar, penulis, dan pekerja sosial. Saya senang menulis hal menarik yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mari berbincang!

Terjemahkan (Translate)

Rekan

Diberdayakan oleh Blogger.