24 Maret 2019

MENOLAK HOAKS (KEGIATAN LINGKAR LITERASI CICALENGKA 2018)

Peserta tampak memenuhi aula kantor kepala desa Cicalengka Wetan sore itu. Mata mereka tak lepas dari salindia yang ditayangkan pembicara di depan mereka. Sesekali mereka mengangguk dan bergumam membenarkan pernyataan sang pembicara. Pembicara sore itu adalah Fauzi abdillah, seorang dosen Universitas Pendidikan Indonesia. Ia tengah menjelaskan sebuah berita yang tengah viral kala itu yakni berita hujan yang terjadi hanya di satu rumah saja. Fauzi kemudian menjelaskn bahwa berita tersebut adalah berita palsu atau hoaks. Sontak peserta terkesima. 
Pemaparan dari Fauzi Abdillah mengenai hoaks

Ya, hoaks atau berita bohong ini tengah menjadi sorotan banyak pihak sebab penyebarannya yang masif selalu berujung keresahan. Masyarakat dibuat bingung dengan kebenaran yang terkandung dalam sebuah berita. Lebih jauh, hal tersebut dapat mengarahkan masyarakat terhadap tindakan yang lebih kacau. Berangkat dari kegelisahan tersebut, forum taman baca masyarakay se-Cicalengka yakni Lingkar Literasi Cicalengka menggelar diskusi bertajuk  "Pemuda dan Literasi Digital; Membangun Harmonisasi Sosial Tanpa Hoaks" pada Sabtu, 26 Mei 2018.  
Fauzi Abdillah, dalam pemaparannya, kemudian menjelaskan alasan terjadinya perbedaan pemahaman atas suatu berita yang mendasari tersebarnya berita hoaks. Hal tersebut adalah latar belakang pendidikan, minat, dan kemampuan membaca. Fauzi menekankan bahwa kemampuan membaca adalah hal penting dalam memahami kebenaran sebuah berita. "Masyarakat harus betul-betul membaca konteks dari sebuah berita yang diterima di media sosial mana pun" Jelasnya. 


Peserta diskui menyimak pemaparan pembicara


Selanjutnya, Fauzi pun menjelaskan beberapa langkah yang bisa ditempuh untuk menyaring berita agar tidak terjebak berita palsu atau hoaks. "Pertama, cari tahulah siapa penulis berita tersebut dengann jelas. Selanjutnya, carilah siapa kira-kira target pembaca berita tersebut. Lalu, cari tahu siapa yang mendanai berita tersebut. Lebih jelas, siapa yang kira-kira mendapatkan dana ketika berita tersebut kita klik."


Selain cara tersebut, Fauzi pun menjelaskan bahwa penting pula mengetahui pihak mana yang kira-kira akan diuntungkan atau dirugikan dengan adanya berita tersebut. "Kemudian, barulah pembaca meyimpulkan apakah berita tersebut kredibel atau tidak" pungkasnya. 
Diskusi yang berlangsung selama dua jam tersebut kemudian dibanjiri pertanyaan dari peserta yang merupakan siswa sekolah menengah di kawasan Cicalengka, pegiat literasi, dan masyarakat pada umumnya. Di akhir acara, peserta bersama pemateri membuat deklarasi menolak hoaks yang dipimpin pula oleh Kapolsek Cicalengka AKP M Yusuf B. Bunidin.


Simbolisasi gerakan literasi dan aksi menolak hoaks

(Nurul Maria Sisilia)

0 komentar:

Mengenai Saya

Foto saya
Perkenalkan! Saya Nurul Maria Sisilia. Seorang pengajar, penulis, dan pekerja sosial. Saya senang menulis hal menarik yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mari berbincang!

Terjemahkan (Translate)

Rekan

Diberdayakan oleh Blogger.