31 Desember 2014

hujan turun di desember

: untuk mereka yang berpulang

tetapi kesunyianlah yang menutup penghujung tahun ini
seperti pelan-pelan  menghitung kepulangan, kepergian, dan kehilangan
dengan suara paling hening, dengan tangis yang tertahan di dada.
berulang kali kita hitung daun-daun waktu yang ranggas seperti bermula pada oktober
lalu terhenti pada ingatan tentang wajah orang-orang yang begitu
kitahapal tiap lekuknya
   ikut gugur bersama musim yang beku itu
maka hujan turun tepat di tepi desember
membasahi daun-daun yang ranggas, tanah yang basah, nisan yang pucat,
semua kenangan, serta kisah-kisah yang tak tuntas
membiarkan januari tumbuh jadi benih dongeng yang kita pupuk
dengan lain kemungkinan
semisal lain pertemuan atau,
lain perpisahan.



*dimuat di HU Pikiran Rakyat 21 Desember 2014
**Saya posting sajak ini sebagai rasa duka cita teramat dalam dan empati atas rangkaian kabar duka sepanjang penghujung 2014. Detik saya mempublikasikan sajak ini, di blog ini, adalah ketika mendengar kabar ditemukannya korban Air Asia QZ8501. Saya tak sanggup berkata-kata lagi. Cukup saya utarakan lewat sajak. Selebihnya, lewat doa. 

4 komentar:

semoga berguna mengatakan...

Segenap doa terus terhaturkan... tiada terkaan ketika kepulangan, krn jelas itu adlah kepastian... duhai Rabb yg jiwa2 kami digenggamanMu, ampuni kami. Sadarkan kami!

Nurul Maria Sisilia mengatakan...

@k'Agis: Amin :'-)

Bukan Blog Biasa mengatakan...

Baru mampir udah suka sama tulisannya :)

www.fikrimaulanaa.com

Nurul Maria Sisilia mengatakan...

+fikri maulana . Terima kasih banyak. :)

Mengenai Saya

Foto saya
Perkenalkan! Saya Nurul Maria Sisilia. Seorang pengajar, penulis, dan pekerja sosial. Saya senang menulis hal menarik yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Mari berbincang!

Terjemahkan (Translate)

Rekan

Diberdayakan oleh Blogger.